PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK POKOK
BAHASAN SISFAT-SIFAT ALLAH KELAS VII
SEMESTER I MTs HASYIM ASY’ARI BAWANG KAB. BATANG
Diajukan guna melengkapi tugas Mata
Kuliah Metodologi Riset Tindakan
Dosen Pengampu :
Dr. Ayoeb Amin, LIS, M.Ag.
Oleh :
MASROKHAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
(UNISSULA) SEMARANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa banyak siswa kelas
VII M.Ts Hasyim Asy’ari Bawang bersikap pasip ketika berlangsung pembelajaran
di kelas. Selama pembelajaran berlangsung siswa menjadi pendengar yang baik.
Ketika guru mejelaskan materi pelajaran kebanyakan mereka diam. Demikianpun
ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa diam tanpa komentar.
Apalagi ketika guru meminta agar siswa bertanya, merekapun diam. Fakta ini
dilatar belakangi karena siswa kurang diberikan strategi pembelajaran yang memadai.
Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan
keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi belajar mengajar semenarik
mungkin sehingga menimbulkan motivasi belajar siswa khususnya materi Aqidah
Akhlak.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa proses belajar
yang menarik dan aktif adalah keinginan setiap praktisi pendidikan. Seorang
guru dalam sebuah proses belajar mengajar dituntut untuk menggunakan berbagai
metode yang menarik untuk menciptakan proses belajar yang kondusif. Salah satu
metode yang menarik dalam proses belajar mengajar adalah metode pendekatan
aktivitas, dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan atau berpusat pada
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar (Student Center). Dengan
pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa (Student Activity)
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya juga diikuti
dengan hasil atau prestasi belajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran
dengan menekankan pada aktivitas siswa perlu dilaksanakan secara terus menerus.
Hal ini dapat dilakukan apabila pola interaksi antara guru dan siswa terjalin
dengan baik. Namun hal lain yang juga sangat penting dalam melaksanakan
kegiatan tersebut demi meningkatkan motivasi belajar dan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam merencanakan suatu proses
kegitan belajar mengajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan berfokus pada peningkatan
motivasi belajar siswa dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII melalui
kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut diatas peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1.
Banyaknya
siswa kelas VII MTs Hasyim Asy’ari Bawang yang kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlak.
2.
Siswa
cenderung pasif dan hanya sebagai pendengar setia tanpa ada komentar atau
respon yang positif dari siswa, sehingga pembelajaran terkesan membosankan dan
menjenuhkan terutama bagi siswa dan juga pendidik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah tersebut diatas,
maka dalam penelitian ini peneliti dapat merumuskan beberapa fokus penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah pendekatan berbasis aktivitas dapat menumbuhkan
motivasi belajar Aqidah Akhlak pokok bahasan Sifat-sifat Allah pada siswa MTs Hasyim
Asy’ari Bawang kelas VII pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana dampak kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan pendekatan berbasis aktivitas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pokok bahasan Sifat-sifat Allah pada siswa MTs Hasyim Asy’ari Bawang kelas VII
pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka
penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Tingkat Pendekatan berbasis aktivitas dalam
menumbuhkan motivasi belajar Aqidah Akhlak pokak bahasan Sifat-sifat Allah pada
siswa MTs Hasyim Asy’ari Bawang kelas VII pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Tingkat dampak kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan pendekatan berbasis aktivitas dalam pembelajaran bidang Aqidah
Akhlak pokok bahasan Sifat-sifat Allah pada siswa MTs Hasyim Asy’ari Bawang kelas
VII pada semester I tahun pelajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi khazanah keilmuan :
1) Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan berbasis aktivitas pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak khususnya pada pokok bahasan Sifat-sifat Allah pada siswa MTs
Hasyim Asy’ari Bawang Kelas VII semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.
2)
Secara
praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi :
a. Guru
Madrasah Tsanawiyah
Menambah
wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan bidang Aqidah
Akhlak pada siswa Kelas V1I semester I Madrasah Tsanawiyah Hasyim Asy’ari
Bawang melalui implementasi strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
berbasis aktivitas, dan pada MTs umumnya.
b. Siswa Madrasah Tsanawiyah
Untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan berbasis
aktivitas khususnya materi Aqidah Akhlak
c. Lembaga Madrasah Tsanawiyah
Sebagai satu
masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan dan kelemahan penyelenggaraan
pembelajaran serta sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengatasi
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas, sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan harapan akan diperoleh hasil
prestasi yang optimal demi kemajuan lembaga sekolah.
d. Mapenda Kementerian Agama Kab. Batang
Sebagai
masukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar mengikuti, memperhatikan,
dan menerapkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, sehingga kelemahan
pelaksaan dalam proses belajar mengajar di lapangan pendidikan dapat diperbaiki
sesuai dengan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian tindakan kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar Aqidah akhlak
1.
Pengertian
Motivasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah
kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
melakukan tindakan dengan tujuan tertentu; usaha-usaha yang menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendaki.
Menurut M. Utsman
Najati, yang dikutip oleh Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab dalam bukunya
Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, motivasi adalah kekuatan
penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan
tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki
tiga komponen, yaitu:
a.
Menggerakkan.
Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal
ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
b.
Mengarahkan.
Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan
suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
c.
Menopang. Artinya,
motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar
harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan
individu.
Menurut Hoy dan Miskel yang dikutip oleh Abdul Rahman
dan Muhbib Abdul Wahab dalam bukunya Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam, motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan, ketegangan (Tension States), atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang
diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa motivasi
belajar Aqidah Akhlak adalah suatu keinginan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar dengan tujuan tertentu dengan kekuatan penggerak
yang membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku
serta menggerakkannya menuju tujuan tertentu, ya’ni dalam hal ini mengenai
semua aspek dalam bidang Aqidah Akhlak. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh
dari dalam diri individu (Instrinsik) dan dari luar diri individu (Ekstrinsik).
2.
Jenis -
Jenis Motivasi
Salah satu fungsi pengajaran adalah
memberikan motivasi kepada siswa agar mereka bisa melaksanakan tugas-tugasnya
dengan sebaik mungkin secara efektif dan produktif. Adapun mengenai motivasi
terbagai menjadi dua macam, yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
a. Motivasi Instrinsik (Instrinsic Motivation)
Motivasi
Instrinsik ialah motivasi yang berasal dari diri sesorang itu sendiri tanpa
dirangsang dari luar. Misalnya : orang yang gemar membaca, tidak usah ada yang
mendorong, ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca. Motif intrinsik
juga diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya ada kaitan langsung dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam tujuan pekerjaan sendiri. Misalnya,
seorang mahasiswa tekun mempelajari mata kuliah psikologi karena ia ingin
sekali menguasai mata kuliah itu.
b. Motivasi Ekstrinsik (Ekstrinsic Motivation)
Motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang datang karena adanya rangsangan dari luar
seperti : seorang mahasiswa rajin belajar karena akan ujian. Motivasi
ekstrinsik ini juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya tidak
ada hubungannya dengan nilai yang terkandung dalam tujuan pekerjaannya. Seperti
mahasiswa mengerjakan tugas karena takut sama dosennya.
Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik
dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
memerlukan motivsi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi
instrinsik sangat dibutuhkan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik
sulit sekali melakukan aktivits belajar secara terus menerus. Perlu ditegaskan,
bahwa anak didik yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang
yang terdidik, berpengetahuan, memiliki keahlian tertentu dan gemar belajar.
3. Prinsip-
Prinsip Motivasi
Beberapa
prinsip motivasi yang dapat dijadikan pedoman dalam proses belajar mengajar,
antara lain :
a. Prinsip
Kompetisi
Prinsip
kompetisi adalah persaingan secara sehat, baik inter maupun antar pribadi.
Kompetisi inter pribadi (Self Competition) adalah kompetisi dalam diri pribadi
masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu.
Sedangkan kompetisi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan
yang lain. Dengan adanya persaingan yang sehat, dapat ditimbulkan motivasi
untuk bertindak secara lebih baik.
b. Prinsip
Pemacu
Dorongan
untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu.
Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, percontohan, dan lain-lain.
Dalam hal ini motif teratur untuk mendorong
agar selalu
melakukan berbagai tindakan dan unjuk kerja melalui konsultasi pribadi, nasehat
atau amanat dalam upacara, ceramah keagamaan, bimbingan, pembinaan, dan lain sebagainya.
c. Prinsip
ganjaran dan hukuman
Ganjaran
yang diterima seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan sesuatu
yang menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan
sebuah reward yang memadai cenderung akan menimbulkan motivasi. Misalnya
pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi. Selain prinsip ganjaran,
prinsip hukuman juga dapat menimbulkan motivasi siswa untuk tidak lagi
melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu.
d. Prinsip
Kejelasan Dan Kedekatan Tujuan
Makin jelas
dan makin dekat suatu tujuan, maka makin mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan. Sehubungan dengan prinsip ini, maka seyogyanya setiap siswa memahami
tujuan belajarnya secara jelas.
Hal itu
dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan suatu tujuan dari tindakan yang
diharapkan.
e. Pemahaman
Hasil
Dalam uraian
diatas, telah dikemukakan bahwa hasil yang dicapai seseorang merupakan balikan
dari apa yang telah dilakukannya, dan itu semua dapat memberikan motivasi untuk
melakukan tindakan selanjutnya. Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang
akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan meningkatkan kerja agar terus
menjadi lebih baik
lagi.
Pengetahuan tentang balikan, memiliki kaitan erat dengan kepuasan yang dicapai.
Sehubungan dengan hal tersebut, para pengajar seyogyanya selalu memberikan
balikan kepada setiap unjuk kerja yang telah dihasilkan oleh setiap siswa.
Misalnya mengembalikan tugas-tugas yang telah dibuat siswa dengan nilai dan
komentarnya. Umpan balik (Feedback) seperti ini akan sangat bermanfaat
untuk mengukur derajat hasil belajar yang telah dihasilkan untuk keperluan
perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
f.
Pengernbangan Minat
Minat dapat
diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek.
Prinsip dasarnya adalah motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila
yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam
hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau
mengemhangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian
siswa akan memperoleh kepuasan dan unjuk kerja yang baik. Pada akhimya dapat
menumbuhkan motivasi belajar secara efektif dan produktif.
g.
Lingkungan Yang Kondusif
Lingkungan
kerja yang kondusif, baik lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis, dapat
menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif.
Untuk itu dapat diciptakan lingkungan fisik yang sebaik mungkin, misalnya
kebersihan ruangan, tata letak, fasilitas, dan sebagainya. Demikian pula
lingkungan sosialpsikalagis seperti hubugan antar pribadi, kehidupan kelompok,
kepimimpinan, promosi, bimbingan, kesempatan untuk maju, kekeluargaan dan
sebagainya.
h.
Keteladanan
Prilaku guru
secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap prilaku murid
yang sifatnya positif maupun negatif. Prilaku guru dapat meningkatkan motivasi
belajar. Sehubungan dengan itu, maka sangat diharapkan agar diharapkan agar
prilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi para siswanya. Dengan
contoh-contoh yang dapat diteladani, para siswa dapat lebih meningkatkan
produktivitas belajar mereka.
Sehubungan
dengan hal diatas, ada beberapa prinsip belajar dan motivasi yang disampaikan oleh
Hamalik (2002), agar mendapatkan perhatian dari pihak perencana pengajaran
khususnya dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
Prinsip
tersebut dapat digunakan oleh pendidik dalam peningkatan motivasi peserta didik
dalam mengikuti belajar mengajar, sehingga didapatkan prestasi belajar yang
optimal, diantaranya: 1) Kebermaknaan. Suatu bidang studi akan lebih
bermakna bagi siswa apabila guru herusaha menghubungkannya dengan pengalaman
yang mereka miliki sebelumnya (masa lampau). Sesuatu yang menarik minat dan
bernilai tinggi bagi siswa berarti bermakna baginya. Oleh sebab itu guru
hendaknya berusaha menyesuaikan pelajaran dengan minat para siswanya, dengan
cara memberikan kesempatan kepada siswa berperan serta memilih. 2)
Modelling. Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan dan
ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika
guru mengupayakan mengajarkan dalam bentuk tingkah laku model, bukan hanya
dengan mencerahkan atau menceritakan secara lisan. Dengan model tingkah laku
itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru. 3)
Komunikasi Terbuka. Siswa lebih suka belajar apabila penyajian terstruktur
supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa. 4) Prasyarat. Apa
yang telah dipelajari oleh siswa sebelumnya mungkin merupakan faktor penting
yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Karena itu hendaknya
guru berusaha mengetahui atau mengenali prasyarat- prasyarat yang telah mereka
miiiki. 5) Novelty. Siswa akan lebih senang belajar bila perhatiannya
ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (Novelty) atau masih asing. 6)
Latihan atau Praktik yang Aktif dan Bermanfaat. Praktik secara aktif
berarti siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada
buku tulis. 7) Latihan Terbagi. Siswa lebih senang belajar, jika latihan
di bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan yang demikian akan
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dibandingkan dengan latihan yang
dilakukan sekaligus dalam jangka waktu yang panjang. 8) Kurangi secara
sistematis Paksaan belajar. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai
menguasai pelajaran, maka secara sistematis pemompaan itu dikurangi dan
akhirnya siswa dapat belajar sendiri. 9) Kondisi yang merryenangkan. Siswa
akan lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajarannya
menyenangkan.
B. Aqidah akhlak
1. Pengertian Akidah Akhlak
Kata akidah berasal dari bahasa Arab (dalam bahasa
Indonesia ditulis akidah), menurut etimologi, adalah ikatan, sangkutan.
Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala
sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau keyakinan.
Kata akhlak
berasal dari kata jamak "Alkhuluku" atau "Al-khalku" yang
bermakna "kejadian". Kedua kata tersebut berasal dari kata
"Khalaka" yang mempunyai arti "menjadikan". Dari kata
"Khalaka" inilah timbul bermacammacam kata seperti : Al- khulku yang
mempunyai makna "budi pekerti", AlKhalik bermakna "Tuhan Pencipta
Alam" (Masy'ari, 1980).
2. Jenis - Jenis Akhlak
Pada
dasarnya perbuatan manusia ada yang baik dan ada buruk. Perbuatan yang baik
disebut dengan akhlak yang baik dan identik dengan sifat para Nabi dan orang -
orang shiddiq, sedangkan perbuatan yang buruk disebut dengan akhlak tereela
atau buruk. Maka pada hakikafiya akhlak ada dua, yaitu akhlak yang baik atau
terpuji (Al -Akhlaaqul Mahmuudah) dan akhlak yang buruk atau tercela (Al
-Akhlaaqul Madzmuumah).
3. Pembelajaran
Aqidah akhlak
Allah S WT
sang pencipta dan pengatur alam semesta dengan kemahakuasaannya. Menciptakan
manusia dari setetes air mani dengan kekuasaannya kita menjadi manusia yang
sempurna, banyak sekali kenikmatan yang di berikan Allah SWT kepada manusia
tetapi manusia kurang begitu mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya. Manusia
diberi akal untuk berfkir atas semua yang ada dimuka bumi, dilaut dan diluar
angkasa, dimana semua itu ada yang mengatur dan menciptakannya tiada lain
adalah Allah S WT dengan segala sifat-sifat-Nya.
Secara umum
sifat-sifat Allah dapat dibagi kedalam tiga macam, yaitu:
a. Sifat
Wajib Allah, merupakan sifat yang pasti dimiliki Allah Mw.
b. Sifat
Mustahil Allah, merupakan sifat yang pasti tidak dimiliki Allah SWT.
c. Sifat
Jaiz Allah, merupakan sifat kewenangan Allah, yaitu Allah SWT bebas untuk
melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu.
C. Pendekatan
Berbasis Aktivitas
Dalam
aktivitas pembelajaran di sekolah, guru harus mengusahakan agar siswa dapat
melakukan proses belajar secara efektif agar memperoleh hasil pembelajaran yang
sebaik-baiknya. Dalam kemajuan metodologi proses belajar mengajar saat ini asas
aktivitas (Student activity) lebih di tonjolkan melalui suatu program unit
activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan
dan hasil belajar yang lebih memadai.
Dari
beberapa macam aktivitas menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar,
aktivitas siswa sangat diperlukan dalam memenuhi tujuan pengajaran. Sehingga
dalam suatu kegiatan pengajaran, aktivitas siswa harus disesuaikan dengan
materi pengajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa.
Menurut
Hamalik (2001)
Ada beberapa
jenis aktivitas yang disampaikan oleh para ahli, antara lain : (1)
Kegiatan-kegiatan visual. (2) Kegiatan-kegiatan lisan. (3) Mendengarkan. (4)
Menulis. (5) Menggambar. (6) Metrik. ('7) Mental. (8) Emosional. (9) Berpikir.
(10) Mengingat Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Kegiatan
Visual. Yang termasuk kegiatan ini adalah membaea, meiihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja
atau bermain.
2.
Kegiatan-kegiatan Lisan. Kegiatan mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi adalah implementasi
dari kegiatan lisan.
3. Kegiatan
Mendengarkan. Dalam proses belajar mendengarkan adalah salah satu hal yang
dilakukan, karena melalui aktivitas ini seorang siswa dapat memahami bahan
pelajaran yang diajarkan.
4. Kegiatan
Menulis, misalnya: menulis cerita, laporan, mengarang, membuat rangkuman,
mengerjakan tes dan mengisi angket.
S. Kegiatan
Menggambar, seperti membuat grafik, chart, diagram, dan lain sebagainya.
6. Kegiatan
Metrik. Kegiatan dalam bidang metrik antara lain melakukan percobaan, memilih
alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
menari dan berkebun.
7. Kegiatan
mental, meliputi memecahkan masalah, mengingat, menganalisis, melihat hubungan
- hubungan dan membuat keputusan.
8. Kegiatan Emosional.
Kegiatan- kegiatan daiam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan
overlap satu sama lain. Dari kegiatan ini diharapkan bisa menimbulkan minat,
berani, tcnang, dan lain- lain.
9. Berpikir.
Berpikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan
baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu.
10.
Mengingat. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk
mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi
mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-aktivitas balajar lainnya (Ahamadi
dan Supriyono, 1991).
Dari
beberapa macam aktivitas diatas menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar, aktivitas siswa sangat diperlukan dalam memenuhi tujuan pengajaran.
Sehingga dalam suatu kegiatan pengajaran, aktivitas siswa harus disesuaikan
dengan materi pengajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa.
D. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul "Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Aqidah
Akhlak Pokok Bahasan Sifat-Sifat Allah Siswa Kelas VII Semester I MTs Hasyim
Asy’ari Bawang" yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut : Jika strategi pembelajaran yang selama ini digunakan
oleh guru Madrasah Tsanawiyah dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas VII
semester I MTs Negeri 3 Pondok Pinang, diganti dengan strategi pembelajaran
berbasis aktivitas, maka dimungkinkan akan berpengaruh terhadap peningkatan
motivasi belajar dan diikuti dengan prestasi belajar aqidah akhlak pokok
bahasan sifat-sifat Allah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Lokasi
penelitian tindakan ini adalah Madrasah Tsanawiyah Hasyim Asy’ari Bawang kab.
Batang, kelas VII smester I terdiri dari 20 siswa dan 16 siswi. Kondisi kelas
ukuran ruangan 7mX8m, dengan fentilasi pencahayaan ruangan cukup standard. Lama
penelitian kurang lebih tiga bulan dimulai dari bulan Agustus sampai Desember
2009, sedangkan subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan faktor
perbedaan kemampuan belajar antar siswa, dan kondisi lingkungan lokasi
penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Hasyim Asy’ari Bawang Kab. Batang pada
tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan
kelas yang ingin mengungkap seberapa tinggi Tingkat efektifitas Pendekatan
berbasis aktivitas dalam menumbuhkan motivasi belajar aqidah akhlak pokak
bahasan sifat-sifat Allah pada siswa kelas VII. Penelitian ini dilakukan dua
siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga tatap muka (pertemuan).
Proses
Penelitian Tindakan
Refleksi
awal, kelas VII smester I materi Aqidah Akhlak sangat pasip, siswa hanya
mendengar dan menyimak, bagaimana guru dapat meningkatkan motivasi belajar agar
siswa aktip?
1.
Perencanaan
Meliputi
penyampaian materi Aqidah Akhlak khususnya sifat-sifat Allah, latihan dengan
mengerjakan beberapa soal, pembahasan latihan soal, keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan dan motivasi siswa.
2. Tindakan
(action) kegiatan mencakup
a. Siklus I
dimulai dari refleksi awal, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi akhir.
b. Siklus II
(sama dengan siklus I)
3. Observasi
(pengamatan)
Pada tahap
ini peneliti akan mengadakan pengamatan hasil belajar siswa dari keaktifan
siswa yaitu :
1).
Keaktifan siswa dalam diskusi
2).
Banyaknya siswa yang bertanya
3).
Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru/siswa lain
4).
Memberikan pendapat
4. Refleksi
Pada
kegiatan akhir tiap siklus perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus
tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil penelitian.
C. Metode
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian tindakan ini peneliti menggunakan beberapa prosedur pengumpulan data
agar memperoleh data yang objektif. Beberapa teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Observasi
Obsevasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.
Ada dua
observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini,
diantaranya : (I) Obsevasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan
dimana observer berada bersama dengan objek yang selidiki. Artinya peneliti
ikut berpartisipasi secara langsung saat peristiwa terjadi. (2) Obsevasi
tidak langsung, adalah observasi yang dilakukan dimana observer tidak
berada bersama dengan objek yang selidiki. Tetapi, peneliti menggunakan daftar
cek (Check List) dalam menggali atau mengumpulkan data ketika
menggunakan terknik ini.
- Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui
wawancara. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan
kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian
ini ditujukan kepada siswa kelas VII dan guru - guru kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang.
- Dokumentasi
Zuriah
(2003), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan salah satu cara untuk
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa
arsip-arsip
dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum -hukum
lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
D. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Sebanyak >
75% siswa dapat memahami materi sifat-sifat Allah
b.
Ketuntasan belajar tercapai jika 85% siswa mendapat nilai > 65
c. Untuk
kriteria keaktifan siswa mendapat nilai baik, dilihat dari hasil penilaian
instrument.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, R.,
& Biklen, S. 1982. qualitative research in education, Allyn & Bacon,
Boston
Dakir, 1993.
Dasar-Dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Djalali, M.
As'ad. 2001. Psikologi _Motivasi Minat Jabatan, Intelegensi, Bakat dan
Motivasi Kerja, Wineka Media, Malang
Guba, E.G.,
& Lincoln, Y.S. 1981. Effective Evaluation, Jossey-Bass Publishers,
Sanfransisco
Zuriah, N.
2003. Penelitian Tindakan Bidang Pendidikan Dan Sosial, edisi pertama,
13ayu Media Publishing, Malang
Hamalik, O.
2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT. Bumi
Aksara, Jakarta
Hamalik,
Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar, Penerbit Sinar Baru
Algensindo, Bandung
Kosasih,
Andreas. 2004. Peranan Motivasi terhadap Hasil Belajarnya Siswa, Tabularasa,
Vol. 2, No. 3
Miles, M.B.,
& Huherman, A.M. 1984. .Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjejep Rohendi Rohidi, Universitas Indonesia, Jakarta
Moeleng,
L.J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Moeleng,
L.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Nasution, S.
1998. Metode Penelitian .Naturalistic Kualitatif, Penerbit Tarsito,
Bandung
Nurhadi,
2002. Pendekatan Kontekstual, Universitas Negeri Malang, Malang