RIJALUL ANSOR BAWANG

BLOGE WONG ANSOR BAWANG

Kamis, 15 Januari 2015

SELAPAN NU DAN MUSLIMAT NU RANTING WONOSARI BAWANG

Selapanan Kamis Wagean Ranting NU Desa Wonosari Kec. Bawang yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun sejak saya masih bayi, Alhamdulillah masih tetap eksis dan tetap berjalan sampai sekarang dan semoga tetap istiqomah sampai akhir zaman. Amin…
                Adapun Kamis Wagean Ranting NU Desa Wonosari Bawang yang biasanya mandiri, kali ini 15 Januari 2015, 14.00 WIB acaranya dibarengkan/digabung dengan kegiatan selapanan Muslimat NU Ranting Desa Wonosari Kec. Bawang dan kebetulan bertempat di Dukuh Banjarwaru Wonosari Bawang Batang. Kegiatan tersebut dihadiri oleh pengurus MWC NU dan pengurus Muslimat MWC NU Kec. Bawang. Acara selapan Kamis Wagean yang digabung dengan selapanan Muslimat NU Ranting Wonosari yang baru pertama kali ini diadakan gabungan, alhamdulillah dihadiri sekitar seribu orang, akan tetapi peserta lebih didominasi oleh kaum Muslimat NU dan Fatayat NU, terbukti di bawah tratak tidak muat akhirnya sebagian didalam gedung Madin menggunakan tikar, dan dua ruang lebih terisi full. Semoga hal ini akan berlangsung selama-lamanya. Amin.

              
  Sebagai sambutan pengurus MWC NU Kec. Bawang, (Ahmad Munir Malik, S.Ag. S.Pd) menyampaikan betapa pentingnya penanaman pemahaman Aswaja pada anak-anak usia sekolah baik di MTs maupun di SMP, karena dikhawatirkan tidak menutup kemungkinan sepuluh atau lima belas tahun mendatang anak-anak kita sudah tidak bisa tahlil, tidak lagi ada mauludan, tidak ada lagi jama’ah yasinan, mujahadahan dan lain-lain yang notbenennya hal itu biasa dilakukan oleh jam’iyyah NU. Siapa lagi yang akan mendo’akan kita sebagai orang tua kalau bukan anak-anak kita, maka dari itu anak-anak kita harus disekolahkan di Madrasah-madrasah yang berasaskan Ahlussunnah wal Jama’ah.
                Mengingat hampir mayoritas negara-negara muslim di dunia terutama di timur tengah, hampir setiap hari selalu ada bom meledak, suara tembakan, kekacauan dimana-mana,,, huru-hara dan lain sebgainya,,, bagaimana mereka bisa beribadah dengan tenang, bekerja dengan tenang...??? Maka dari itu Indonesia yang alhamdulillah damai, tenang seperti sekarang ini, jangan sampai ada generasi-generasi yang ingin mengacaukan negara kita NKRI, memecah belah umat, hanya karena beda pandangan, beda aliran atau beda aqidah... untuk itu mari kita persiapkan anak-anak kita untuk melanjutkan estafet perjuangan Nahdlatul Ulama’.
               
Sementara dari pengurus Muslimat MWC NU Bawang (Ibu Suyati, S.Pd) menyampaikan agenda-agenda kerja yang sudah dan akan dilaksanakan. Adapun yang sudah terlaksana dengan sukses diantaranya adalah pelaksanaan khitanan masal yang sudah berjalan dua kali, tahap pertama sejumlah 21 anak, sementara tahap kedua sejumlah 31 anak, setiap anak masing mendapatkan sarung, koko, peci, dan uang pesangon serta uang kontrol.
                Sementara itu dari penceramah yang notabenennya juga pengurus Syuriyah MWC NU Bawang dan juga guru SMK Ma’arif NU Kec. Bawang (K. Maghfur Su’udi) menjelaskan tentang pemahaman Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah).  Karena lucu jika sebagai warga NU lebih-lebih pengur NU kok tidak tahu makna Aswaja.
                Begitu juga beliau menjelaskan fungsi sholat dikaitkan dengan iman. Karena orang Islam itu tidak boleh lepas dari tiga unsur, ya’ni: Iman, Islam, dan Ihsan. Iman saja tanpa didasari dengan Islam dan Ihsan tidak cukup, Iman dan Islam tidak didasari dengan Ihsan juga tidak cukup. Ihsan saja tidak beriman dan Islam juga tidak sah. Maka ke tiga-tiganya harus berjalan secara bersamaan. Meskipun pelajaran di Madrasah atau di Pesantren tentang Iman, Islam dan Ihsan itu berbeda-beda, tapi praktiknya harus bersama-sama alias tidak boleh terpisah-pisah.

       
         Acara tersebut ditutup dan do’a dipimpin oleh Bapak KH. Syukron Tohari BanjarwaruWonosari.
 



       



        

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More