Selapanan Kamis Wagean Ranting
NU Desa Wonosari Kec. Bawang yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun sejak
saya masih bayi,
Alhamdulillah masih tetap eksis dan tetap berjalan sampai sekarang dan semoga
tetap istiqomah sampai akhir zaman. Amin…
Adapun
Kamis Wagean Ranting NU Desa Wonosari Bawang yang biasanya mandiri, kali ini 15 Januari 2015, 14.00 WIB acaranya
dibarengkan/digabung dengan kegiatan selapanan Muslimat NU Ranting Desa
Wonosari Kec. Bawang dan kebetulan bertempat di Dukuh Banjarwaru Wonosari Bawang Batang. Kegiatan
tersebut dihadiri oleh pengurus MWC NU dan pengurus Muslimat MWC NU Kec.
Bawang. Acara selapan Kamis Wagean yang digabung dengan selapanan Muslimat NU Ranting Wonosari yang baru pertama kali ini diadakan gabungan, alhamdulillah dihadiri sekitar seribu orang, akan tetapi peserta lebih didominasi oleh kaum Muslimat NU dan Fatayat NU, terbukti di bawah tratak tidak muat akhirnya sebagian didalam gedung Madin menggunakan tikar, dan dua ruang lebih terisi full. Semoga hal ini akan berlangsung selama-lamanya. Amin.
Mengingat
hampir mayoritas negara-negara muslim di dunia terutama di timur tengah, hampir
setiap hari selalu ada bom meledak, suara tembakan, kekacauan dimana-mana,,,
huru-hara dan lain sebgainya,,,
bagaimana mereka bisa beribadah dengan tenang, bekerja dengan tenang...??? Maka dari itu Indonesia yang
alhamdulillah damai, tenang seperti sekarang ini, jangan sampai ada
generasi-generasi yang ingin mengacaukan negara kita NKRI, memecah belah umat,
hanya karena beda pandangan, beda aliran atau beda aqidah... untuk itu mari
kita persiapkan anak-anak kita untuk melanjutkan estafet perjuangan Nahdlatul
Ulama’.
Sementara itu dari penceramah
yang notabenennya juga pengurus Syuriyah MWC NU Bawang dan juga guru SMK Ma’arif
NU Kec. Bawang (K. Maghfur Su’udi) menjelaskan tentang pemahaman Aswaja
(Ahlussunnah wal Jama’ah). Karena lucu
jika sebagai warga NU lebih-lebih pengur NU kok tidak tahu makna Aswaja.
Begitu juga beliau menjelaskan
fungsi sholat dikaitkan dengan iman. Karena orang Islam itu tidak boleh lepas
dari tiga unsur, ya’ni: Iman, Islam, dan Ihsan. Iman saja tanpa didasari dengan
Islam dan Ihsan tidak cukup, Iman dan Islam tidak didasari dengan Ihsan juga
tidak cukup. Ihsan saja tidak beriman dan Islam juga tidak sah. Maka ke
tiga-tiganya harus berjalan secara bersamaan. Meskipun pelajaran di Madrasah
atau di Pesantren tentang Iman, Islam dan Ihsan itu berbeda-beda, tapi
praktiknya harus bersama-sama alias tidak boleh terpisah-pisah.